 |
Alista Setya |
Bagi masyarakat Trenggalek, siapa yang tak tahu kesenian Turonggo Yakso?
Ya, kesenian tari jaranan ini sudah menjadi kesenian khas Kota kecil dipesisir selatan Jawa, Trenggalek. Begitu juga di Desa Manggis Kecamatan Panggul. Kecamatan paling ujung di Trenggalek yang berbatasan langsung dengan Kota Pacitan.
Pagi ini Minggu, 12 Maret 2017 lapangan volly Banteng desa Manggis sudah ramai dipenuhi penonton yang ingin menyaksikan langsung kesenian Turonggo Yakso pimpinan Bapak Sardi Adi Sasmito, seniman budaya Trenggalek. Beliau memang ahli dibidang seni. Mulai dari seni nembang langgam Jawa, langen bekso (Tayub), turonggo yakso dan beberapa kesenian khas Jawa lainnya. Jika di tilik ke belakang, bukan semudah seperti sekarang Pak Sardi memperjuangkan Turonggo Yakso yang digadang-gadang warga Trenggalek. Keterbatasan biaya dan kesadaran budaya masyarakat yang rendah menjadikan seni jaranan ini sempat tidur beberapa tahun.
Melalui kerja keras Pak Sardi dan dibantu pihak lain seperti karang taruna desa, anggota group seni jaranan, komunitas Info Seputar Trenggalek, dan beberapa lainnya kini seni jaranan yang di beri nama ARGO BUDOYO telah melanglangbuana pentas di beberapa tempat wisata di Trenggalek seperti Pantai Prigi dan Pantai Pelang. Pertunjukan tersebut digelar tak lain untuk mendobrak potensi wisata di Trenggalek tanpa meninggalkan budaya leluhur yang telah ada ratusan tahun silam.
Jika dibahas mengenai apa itu seni jaranan Turonggo Yakso, pasti sudah banyak blog atau tinggal search saja di google "jaranan turonggo yakso" sudah banyak ulasan tentang sejarah maupun detail-detailnya. Disini saya akan memamerkan beberapa hasil jepretan kamera ponsel bagaimana kemeriahan pesta rakyat murah nan meriah ini. Berikut beberapa yang berhasil terdokmentasikan:
Penari remaja wanita ini disebut 'lengger', menari sebagai pembukaan acara
 |
Alista Setya | | |
 |
Alista Setya |
ini yang pakai topeng singa. Kalau musik gamelan berhenti, mereka tiduran. kalau musik gamelan main ya nari lagi
 |
Alista Setya |
 |
Alista Setya |
penari 'lengger'nya mulai kesurupan atau istilahnya 'ndadi'
 |
Alista Setya |
 |
Alista Setya |
sempat ada insiden panggung roboh ketika mulai ada yang ndadi, jaranan ditunda sekitar setengah jam. untung saja tidak ada korban luka, selamat semua!
 |
Alista Setya |
baju hitam yang membawa pecut panjang adalah pawangnya pemain yang ndadi, istilahnya 'tukang nggambuhi'
 |
Alista Setya |
 |
Alista Setya |
ini yang pakai topeng besar namanya 'barongan'
 |
Alista Setya |
pemain jaranan banyak yang ndadi! biasanya makan kembang kenanga, minum minyak wangi, makan singkong, atau minta tembang tertentu. Semakin banyak yang ndadi maka pertunjukan akan semakin seru!
 |
Alista Setya | | | | |
 |
Alista Setya |
 |
Alista Setya |
ini cara tukang gambuh menyembuhkan pemain jaranan yang kesurupan
 |
Alista Setya | |
|
 |
Alista Setya |
 |
Alista Setya |
oh iya, gara-gara panggungnya roboh tadi, pemain musik (yogo) jadi lesehan di bawah gini nih
 |
Alista Setya |
by the way, penontonnya banyak sekali ya? ini baru dari satu sisi, belum dari berbagai sisi lain
 |
Alista Setya |
Well, semoga kesenian warisan budaya ini akan tetap lestari dan bisa turun temurun sampai anak cucu cicit kita nanti. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi? Terimakasih Argo Budoyo, terimakasih desa Manggis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar