Sabtu, 03 Desember 2016

Mengenal Temper Tantrum Pada Anak Usia Dini

kesekolah.com

Mungkin istilah "temper tantrum" pada anak bagi sebagian orang tua merupakan istilah yang baru. Padahal temper tantrum merupakan
kondisi psikologis yang umum atau lumrah dimiliki anak usia balita yakni usia 2-4 tahun. Apa sebenarnya temper tantrum itu? temper tantrum adalah kondisi dimana anak usia prasekolah mengeksperikan emosinya secara meledak-ledak/marah-marah, meronta-ronta sambil tiduran dilantai, dan berteriak tak terkendali. 

Temper tantrum biasa terjadi pada anak yang energik, aktif dan yang dianggap "sulit". Sulit disini dengan karakteristik: memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur, sulit menyesuaikan diri dengan keadaan, lambat beradaptasi dengan perubahan, suasana hati negatif, mdah terprovokasi, gampang marah-marah dan sulit mengalihkan perhatian anak. 

Karakteristik temper tantrum  pada anak berdasarkan usia:

Usia kurang dari 3 tahun (A) dengan karakteristik: menangis, menggigit, memukul, menendang, menjerit, memekik-mekik, melengkungkan punggung, melempar badan kelantai, memukul-mukulkan tangan, menahan nafas, membentur-benturkan kepala, melempar-lemparkan barang. 

Usia 3-4 tahun (B) selain dari karakteristik A juga ditandai dengan perilaku menghentak-hentak kaki, meninju, berteriak-teriak, membanting pintu, mengkritik, dan merengek.

Usia lebih dari 5 tahun, selain dari karakteristi A dan B juga ditandai dengan perilaku memaki, menyumpah, memukul adik/kakak/teman, mengkritik diri sendiri, memecahkan barang dengan sengaja, dan mengancam.

Apa saja penyebab anak menjadi temper tantrum? Banyak faktor penyebab anak menjadi temper tantrum, diantaranya: terhalangnya anak untuk mendapatkan sesuatu, keinginan anak yang tidak terpenuhi, ketidakmampuan anak mengngkapkan/mengkomunikasikan keinginan pada orang tua sehingga orang tua merespon tidak sesuai dengan keinginan anak, pola asuh orang tua yang tidak konsisten, terlalu memanjakan dan terlalu menelantarkan anak. penyebab utama temper tantrum ini sangat erat kaitannya dengan kondisi keluarga seperti anak mendapat banyak kritikan dari keluarga, campur tangan teman saat anak sedang bermain, dan keharmonisan keluarga.

Lantas bagaimana cara mengatasi anak yang temper tantrum? berikut kami ulas bagaimana mengatasi anak yang temper tantrum diantaranya:

Hadapi Dengan Tenang
Hadapi anak dengan tenang, kendalikan emosi kita. Karena pada saat ini kita sedang berhadapan dengan anak yang meniru perilaku orang tuanya.

Abaikan Amukan Anak
Buatlah anak sadar bahwa apa yang dilakukannya sia-sia. Ketika kita membiarkannya, jangan sekali-kali mengarahkan pandangan ke anak karena jika lirikan kit adilihat oleh anak maka intensitas temper tantrum anak makin tinggi, dengan kata lain anak akan menganggap kita memperhatikannya, untuk itu bersikaplah tak acuh pada anak pada saat seperti ini.

Memperjelas Perintah 

Hentikan tangisan anak dengan mengulangi/ memperjelas perintah. Hal ini mungkin akan membuat tangisan anak semakin menjadi, namun jangan pedulikan tangisannya. Misalnnya: "Jika kamu ingin bermain lagi, maka kamu harus mandi dulu dan berhenti menangis"

Pegang dan Peluk Anak
Peluklah anak dan segera bawa ke tempat yang tenang dan aman. Saat anak menurunkan agresivitasnya, maka kendurkan pula pelukan kita pada anak. Kemudian ajak anak untuk bicara dari hati ke hati dengan lembut.

Lebih Mendekatkan Diri Pada Anak
Ketika anak merasa frustasi, dan kecema maka sebaiknya berilah anak saran jalan keluar masalahnya dan biarkan anak memilih keputusannya sendiri.

Reward
Beri anak perlakuan lebih dengan memuji perilak baiknya dan jika perlu berikan hadiah sebagai penyemangat anak namun hindari kata-kata yang mengingatkan anak pada kesalahannya.Misalnya hindari kata "makanya kamu jangan menangis" dan ganti dengan "karena adek pintar dan nurut dengan ibu, permen ini buat adek..."

Ajak Anak Bicara Dari Hati Ke Hati
Berbicaralah dengan anak, gambarkan perasaan kita ketika anak mengamuk dan yang penting dengarkan alasan anak mengapa berperilaku demikian, jadilah ibu pendengar yang baik untuk anak.

Ajarkan Anak Berbicara Dengan Sendirinya
Dengarkan anak berbicara mengapa melakukan hal yang demikian kemudian biarkan anak berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang saah san harus diperbaiki.

Lupakan Anak Pernah Mengamuk
Jangan mengngkit anak pernah mengamuk. Ajak anak bermain seperti biasa dan seakan tidak terjadi apa-apa.

Mendidik anak itu memang tidak gampang, namun sebagai Ibu yang cerdas, Ibu selalu punya cara meluluhkan hati anak dengan kelembutannya. Semoga berhasil ya Bunda....



Referensi:
  • Hanggara B. Utomo (2011) Materi Mata Kuliah: Perkembangan Individu. UNP Kediri.
  •  Syansuddin (2013) Mengenal Perilaku Tantrum Dan Bagaimana Mengatasinya. Jurnal Vol.13 No.2. Sulawesi Selatan. Tersedia online di: http://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/329e65f230f74b3a36cc76653a245f18.pdf.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar